Blak-blakan Ayong Jeo: Indonesia Tertinggal Soal Kendaraan Listrik

M. Adam Samudra - Senin, 23 Juli 2018 | 19:00 WIB

Ketua Umum Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (Gatomi) Ayong Jeo (M. Adam Samudra - )

GridOto.com- Tren mobil listrik yang terus berkembang, membuat produsen otomotif berlomba menghadirkan produk terbaiknya. 

Bahkan pemerintah berupaya mendorong pengembangan mobil listrik nasional sebelum pihak luar negeri menyerbu pasar Indonesia.

Lalu, bagaimana kesiapan pemerintah untuk membangun industri mobil listrik nasional?

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Gabungan Aftermarket Otomotif Indonesia (Gatomi) Ayong Jeo mengatakan, target yang dicanangkan pemerintah terkait percepatan kendaraan listrik dianggap sudah telat.

(BACA JUGA: Blak-blakan Veroland: Motor Jokowi Menjadi Rancangannya yang Paling Tulus)

Hal itu tercermin dari target yang tidak disertai dengan instrumen kebijakan dan fasilitas insentif atau disinsentif yang jelas dan tepat. 

"Kalau menurut saya Indonesia sudah ketinggalan, kebijakannya itu belum berani buat karena ada kepentingan kelompok tertentu. Jadi kalau menurut saya mobil listrik sudah telat," kata Ayong kepada GridOto.com.

"Lihat saja di Jabodetabek udaranya sudah sebesar apa, setidaknya kan kalau ada mobil listrik bisa mengurangi," ucapnya.

"Jangan sampai polusi sudah benar baru pikirkan mobil listrik, harusnya sebelum terjadi sudah bisa diantisipasi," ungkapnya menambahkan.

(BACA JUGA: Blak-blakan Paul Toar: PERDIPPI Menolak SNI Untuk Pelumas)

Ia mencontohkan, bahwa negara tetangga seperti China sudah menggunakan kendaraan listrik, seharusnya Indonesia pun harus bisa lebih terpacu.

Namun ia memastikan komponen after marketnya tidak akan terusik dengan adanya kendaraan listrik.

"Mobil listrik itukan hanya berbentuk mobil, hanya saja dia tanpa bensin melainkan pakai baterai, jadi menurut saya buat after market tidak akan ada bedanya," ucapnya.

Bahkan, lanjut Ayong, dengan adanya kendaraan listrik ia bisa menjual komponen baterainya.

Untuk diketahui, pemerintah memprediksi bahwa tren mobil hemat energi, salah satunya berbahan bakar listrik, akan memuncak pada 2040.

Namun, target produksi mobil listrik baru mencapai 20 persen pada 2025.

Artinya dalam jeda 15 tahun harus ada peningkatan porsi kendaraan listrik sampai 80 persen

Maka dari itu, pelaku usaha khususnya industri komponen diminta mempersiapkan diri agar tak kalah dari asing.