Belajar Kompromi Jika Bicara Kenyamanan di Mercedes-AMG C 43 Coupe

Trybowo Laksono - Jumat, 8 Desember 2017 | 09:00 WIB

Kenyamanan bukanlah keahlian Mercedes-AMG C 43 Coupe (Trybowo Laksono - )

GridOto.com - Enak dilihat dan asyik dipacu, tak menjamin kenyamanan Mercedes-AMG C 43 Coupe.

Kendati brand Mercedes-Benz identik dengan produk premium yang mewah dan nyaman, namun Mercedes-AMG C 43 Coupe adalah spesies yang tak umum.

Orientasinya adalah performa dan kelincahan, sehingga soal kenyamanan ia agak dikorbankan.

Jok semi-bucket yang keren itu memiliki busa yang keras.

Rianto Prasetyo
Jok dengan busa yang keras

Memang enak untuk mendekap tubuh, tapi jelas tidak nyaman untuk meredam guncangan.

Misalnya saat melindas lubang atau menginjak speed bump di jalan, getarannya masih terasa hingga ke kabin.

(BACA JUGA: Desain Mercedes-AMG C 43 Coupe: Cinta Pada Pandangan Pertama)

Dibanding Mercedes-Benz C-Class Coupe reguler, busa jok Mercedes-AMG C 43 Coupe ini jelas lebih keras.

Di kursi baris kedua pun demikian, kurang nyaman karena ruang kepala yang cenderung sempit.

Rianto Prasetyo
Jok baris kedua untuk 2 orang penumpang

Saat kami lajukan di jalan, handling Mercedes-AMG C 43 Coupe memang luar biasa menggigit.

Minim sekali body-roll dan gejala itu baru muncul saat bermanuver sangat ekstrem misalnya membelok cepat di kecepatan lebih dari 100 km/jam.
Rianto Prasetyo
Karakter bantingan suspensi yang cenderung keras

Tapi stabilitas gerak bodi yang seperti itu berkonsekuensi negatif pada karakter suspensi.

Bantingan jadi keras meski damping sudah diset di paling lembut (opsi Comfort pada Dynamic Select).

Untunglah ada 1 hal dari sektor kenyamanan yang masih sangat baik, yakni kekedapan kabin.

Di putaran idle dengan AC menyala, hasil tes kami menunjukkan kalau suara yang ada di kabin hanya sekitar 31,8 dB.

Itu cukup baik meski saat mode Sport suara knalpot akan lebih besar sehingga lebih mengintrusi suara di interior.

Begini rasanya mencoba truk-truk Hyundai di Indonesia: