Setting Piggyback di Motor Harus Pakai Dyno Test, Ini Alasannya

Luthfi Anshori - Rabu, 6 Desember 2017 | 10:30 WIB

Setting Piggy Back Harus Pakai Dynamometer (Luthfi Anshori - )

GridOto.com - Piggyback jadi salah satu pilihan komponen wajib bagi bikers yang ingin meningkatkan performa motornya.

Piggyback berfungsi sebagai pusat kontrol mulai dari pengapian, sekaligus mengatur semprotan injeksi bahan bakar.    

Cara kerja piggyback ini menipu ECU (Electronic Control Unit) untuk mengurangi atau menambah jumlah semprotan bahan bakar.

Dan untuk melakukan penyetelan piggyback ini juga tidak bisa sembarangan.

(BACA JUGA: Ini Cara Johann Zarco Bekerja, Kontras dengan Rossi dan Vinales Sob!)

"Seting piggyback enggak boleh sembarangan harus pakai dyno test," kata Koko Adyaksa, manager Sportisi Motor Sport, Rawamangun, Jakarta Selatan, saat ditemui GridOto.com, beberapa waktu lalu.

Kalau tidak, setingannya kurang tepat, maka motor bukannya bertambah performanya, malah menurun jauh.

"Proses setingnya ini dinamakan mapping, kalau di motor karburator dulu mirip jetting," ucap Koko.

"Cara melakukan seting dengan dyno test, ditahan kecepatan roda atau putaran mesin pada titik tertentu, selanjutnya mengisi kolom-kolom mapping sesuai Air Fuel Ratio (AFR), sampai pas," terangnya.

(BACA JUGA: Juarai ARRC, Honda Indonesia: Selangkah Lebih Dekat ke MotoGP)

Untuk menyelesaikan satu setingan, sang tuner harus memasukan data tiap putaran mesin dari 250 rpm sampai kelipatannya, dalam 9 tahap bukaan gas.

Dari 2%, 5%, 10% hingga full throttle atau 100%.

"Jadi seting piggyback harus pakai dyno test, kalau pernah lihat ada orang seting pakai laptop di paddock, itu hanya mengatur sedikit kekurangan atau kelebihan," pungkasnya.